Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Daerah  

Warga Amarasi Kritik Pemkab Kupang Soal Sektor Pertanian dan Peternakan

kabar-independen.com
IMG 20230514 194654
Reses Anton Natun anggota DPRD Kabupaten Kupang di Desa Oenoni II Kecamatan Amarasi, Jumat (12/05/2023).

Oelamasi, KI – Warga Desa Oenoni II Kecamatan Amarasi mengkritik keras kebijakan Pemkab Kupang terutama soal dua sektor utama yakni pertanian dan peternakan.

Warga menilai Pemerintah tidak serius mengurus dua sektor utama penyangga ekonomi umumnya di Kabupaten Kupang serta khususnya di Amarasi.

Demikian diungkap Mikdel Natu, Warga Desa Oenoni II dihadapan Anton Natun anggota DPRD Kabupaten Kupang saat melakukan Reses di Oenoni II, Jumat (12/05/2023).

Menurutnya, dua sektor ini menjadi sumber utama mata pencarian seluruh warga di Amarasi, dua sektor ini pula menjadi andalan untuk meningkatkan pendapatan serta untuk meningkatkan kesejahteraan. Tetapi anehnya kata dia, dua sektor ini seperti tidak terurus dengan benar.

Sektor pertanian misalnya, Dinas Pertanian hanya bertugas membagikan bibit, banyak kasus bibit yang diperoleh dari Dinas sangat tidak berkualitas. Selain itu, setelah membagikan bibit, Dinas tidak pernah sekalipun melakukan pendampingan terhadap petani.

Petani dibiarkan bekerja sendiri, dengan keahlian seadanya tanpa didampingi tentang bagaimana melakukan pemupukan, pengendalian hama serta soal penggunaan pestisida atau sejenisnya untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Bukan hanya itu, Petugas Penyuluh Pertanian tidak pernah ada di Desa Oenoni II.

Demikian pula dengan sektor peternakan, petugas lapangan Dinas Peternakan tidak pernah ada di Desa, banyak kasus ternak sapi, babi, ayam mati. Warga kesulitan mengatasi penyakit pada ternak lantaran tidak ada tenaga teknis di Desa.

Warga hanya diberikan bantuan ternak sapi, babi tetapi tidak didampingi sehingga banyak kasus sering terjadi kematian ternak.

Baca Juga :  Seorang Anak Diduga Alami Gangguan Jiwa Aniaya Ibu Kandung

Sementara itu, Anton Natun menilai pemerintah tidak serius mengurus dua sektor utama tersebut. Persoalan demikian ditemukannya saat melakukan Reses sebagai program rutin setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun.

Ia mengatakan, banyak lahan pertanian belum diintervensi oleh pemerintah, padahal sektor pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan mayoritas warga di Kabupaten Kupang. Banyak juga infrastruktur pertanian yang tidak memadai semisalnya sumber air, ketersediaan pupuk dan lainnya.

“Kalau pertanian diurus dengan baik saya pastikan ada perubahan tingkat ekonomi masyarakat, ini juga indikator pembangunan sumber daya manusia,”tandasnya.

Sektor pertanian dan peternakan, warga membutuhkan pendampingan, nyatanya sampai hari ini tidak ada pendampingan dari dinas pertanian dan peternakan, sebab dua sektor ini menjadi tumpuan utama hidup sehari-hari, bagaimana pemerintah bisa bicara soal peningkatan sumber daya manusia kalau dua sektor ini masih terbengkalai. Jika tidak diperhatikan dengan serius maka apapun program pemerintah pasti gagal.

“Saya nanti akan ketemu Kadis Pertanian dan Peternakan untuk pendampingan terhadap petani karena ini hal penting, kalau pendampingan bagus kita harap hasil pertanian dan peternakan meningkat,”ujarnya.

Ia meminta Pemerintah Kabupaten Kupang harusnya serius mengurus sektor pertanian dan peternakan. Jangan bicara soal peningkatan kesejahteraan, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pengentasan masalah sosial jika dua sektor ini terbengkalai, tidak serius diurus oleh pemerintah.

Akibat pemerintah tidak serius, petani sulit berkembang terutama soal pengetahuan dan keterampilan, demikian halnya dengan sektor peternakan. Bahwa keahlian dalam pertanian dan peternakan merupakan warisan turun-temurun, belum ada perubahan pola hasil pendampingan.

Baca Juga :  Satgas TMMD Bersama BPBD Sosialisasi Bencana Alam

Warga bertani dan beternak hanya bermodalkan pengetahuan lama, belum ada pembaruan pengetahuan dan skill, hal ini berdampak langsung pada hasil yang diperoleh warga.

“Masalah pemeliharaan ternak sapi, itu masyarakat masih memelihara sapi pakai metode lama dari jaman nenek moyang, mesti ada gagasan baru, ada metode baru. Jangan harap pelihara sapi untuk dapat berat badan bagus kalau masih pakai pola lama, dinas gagal,”bebernya.

Warga seharusnya diberikan edukasi oleh pemerintah melalui Dinas terkait, jangan bicara peningkatan ekonomi kalau pola baru tidak diperkenalkan oleh pemerintah, pola lama harus dirubah dengan pola baru yang lebih menguntungkan bagi petani dan peternak.

“Kita butuh ada edukasi dari OPD pertanian dan peternakan merubah pola pikir terkait cara memelihara sapi yang benar,”tutupnya.

Sementara itu Kepala Desa Oenoni II Djalinus Bureran mengucapkan terimakasih kepada Anton Natun yang telah melakukan Reses di desanya. Ia mengatakan, banyak pengetahuan yang dibagikan oleh anggota DPRD yang belum pernah diperoleh sebelumnya dari anggota DPRD lainnya.

“Hari ini banyak hal yang kami dapat mulai dari pertanian, peternakan, banyak sekali yang kami dapatkan, ada pula beberapa hal yang warga sampaikan kepada bapak Anton Natun, meneruskan persoalan kami kepada dinas-dinas,”ungkapnya. (Jessy)

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.