Oelamasi, KI – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) diyakini mampu menunjang peningkatan ekonomi masyarakat di Desa jika dikelola dengan profesional oleh pengurus yang memiliki jiwa wirausaha.
Menurut Abraham Paul Liyanto anggota Dewan Perwakilan Daerah RI saat menggelar Reses di Desa Oesusu Kecamatan Takari Kabupaten Kupang – NTT Selasa (21/02/2023), jenis usaha BUM Desa berbasis pada pemanfaatan potensi lokal desa yang dikelola dengan profesional untuk tujuan pengembangan dan peningkatan ekonomi desa.
Desa Oesusu kata dia memiliki potensi lokal yang sangat banyak baik itu potensi pertanian serta potensi lokal lainnya. Penyertaan modal dari Desa untuk BUM Desa sesuai anjuran pemerintah pusat maksimal mencapai 100 juta per tahun, dengan modal sebesar itu mestinya BUM Desa diseluruh wilayah NTT khususnya sudah bisa berkembang dan menghidupi banyak orang.
Persoalan utama dalam pengelolaan BUM Desa adalah kurangnya keberanian untuk mulai berusaha, tidak memiliki jiwa wirausaha yang kuat, tidak mampu membangun jejaring, ada konflik internal pengurus serta manajemen yang tidak baik.
“Jadi pengusaha kalau takut pasti tidak akan bisa jadi, namanya pengusaha harus berusaha jadi tidak mengerti berusaha untuk mengerti, kalau tidak ada berusaha untuk cari, tidak bisa harus berusaha untuk bisa,”ujarnya.
BUM Desa di rancang oleh negara agar menciptakan pengusaha baru di desa – desa, negara telah menyiapkan peluang dan sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan dengan baik untuk tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita susah tertinggal, terluar, termiskin, dikasih dana tidak tahu pakai atau salah dipakai akhirnya lama kelamaan bisa terlupakan, Saya kebetulan ada di Komisi I urusannya adalah dana desa,”tambahnya.
Nomenklatur pemanfaatan dana desa ke depan akan mengalami perubahan dimana 70 persen akan dialokasikan untuk BUM Desa. Hal ini berbeda dengan tahun 2015 dimana alokasi terbesar dana desa digunakan untuk pembangunan fisik, maka peningkatan dana BUM Desa harus benar-benar dikelola secara profesional baik dari sisi personil, manajemen maupun perangkat pendukungnya.
Sementara itu, Kepala Desa Oesusu Dani Novianto Tauho dalam sapaan pembukaan memberikan gambaran tentang potensi lokal yang miliki desanya.
Selain potensi utamanya di bidang pertanian, Desa Oesusu juga memiliki potensi lain yaitu kain tenun yang diproduksi oleh masyarakat, kain tenun Desa Oesusu memiliki kualitas terbaik dimana proses pembuatannya menggunakan pewarna alami serta benang dari kapas.
Luasan wilayah kata dia mencapai 4.800 hektar dimana sebagian besarnya adalah lahan pertanian, 20 hektar sisanya hutan lindung, hutan kawasan dan sisanya tanaman hutan rakyat. mata pencarian utama masyarakat sebagai petani dan peternak. (Jessy)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.