Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Cerpen  

Natalku dan Setumpuk Rindu Untuk Malaikat tak Bersayap

kabar-independen.com
Reporter : Jermi Mone Editor: Redaksi
IMG 20241116 150117

Karya  Amelia Q

Desember hadir lagi dan disini di tempatku berpijak aku masih sama seperti hari-hari kemarin, melewati hidup ini seorang diri.

Disaat Desember tiba selalu mengingatkanku pada seseorang yang hingga detik ini rinduku padanya tak pernah memudar, bahkan karena rindu ini aku berharap dapat memutar waktu kembali ke masa itu saat sosoknya masih nyata dalam pandanganku.

Ya, masa itu adalah masa-masa kecilku yang indah. Kala itu, aku masih tertawa bahagia menyambut sukacita natal bersama sosok perempuan tangguh yang memiliki hati bagaikan malaikat. Perempuan yang selalu memberikan senyum dan kasih sayang yang tulus meskipun lelah dan peluh menjadi bagian dari hari-harinya. Sosok perempuan yang kasih sayangnya tanpa pamrih yang selalu ikhlas menjadi payung dan rumah bagi kami anak-anaknya berteduh dan berlindung dari kerasnya kehidupan dunia.

Baca Juga :  MELEPAS MU TANPA DENDAM

Bulan Desember, tahun ini di hari NATAL yang penuh kasih, lagi-lagi aku tak merasakan kebahagiaan. Natalku selalu kelabu dan tak berwarna meskipun aku berusaha menyerahkan kegundahan hatiku sepenuhnya pada Sang Khalik namun tetap saja ada kehampaan disudut hati ini.

Ya, hati yang selalu hampa karena rinduku pada malaikat tak bersayap yang telah berbahagia di surga. Selalu ada rindu yang meradang saat teringat akan dirinya. Aku selau menangis ketika desember hadir karena aku tahu lagi-lagi aku harus melewati natal yang indah tanpa memeluk dirinya.

Baca Juga :  SUARA FLOBAMORATA. Karya Pdt. Kolmalei Kol Manimabi, S.Th

Memeluk raga sosok perempuan yang aku panggil MAMA. Ma..aku rindu teramat rindu padamu. Bertahun-tahun perasaan ini menyiksaku. Bertahun-tahun rindu ini aku pendam. Bertahun-tahun aku melewati hariku dengan kisah hidupku yang harus bertahan seorang diri menghadapi kerasnya kehidupan. Setumpuk rinduku padamu mengharuskan aku untuk tegar, meskipun sesungguhnya aku lelah menyimpan kesedihanku seorang diri.