Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

WVI Gelar Pelatihan Bagi Guru dan Kepala SLB Untuk Pendidikan Inklusif di Pulau Timor

kabar-independen.com
Screenshot 2024 0126 114146

Kupang, KI – Wahana Visi Indonesia (WVI) implementasikan program BOKS (Build Our Kids’ Success) berkolaborasi dengan Program studi Penjaskesrek FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang, mengadakan Pelatihan Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) se-kota Kupang pada 18-20 Januari 2024.

Pelatihan ini diikuti 20 guru kelas dan guru olah raga (PJOK) dari 14 Sekolah Dasar (SD), serta kepala sekolah dari 4 SLB (Sekolah Luar Biasa) di Kota Kupang.

Dengan dukungan Sun Life, langkah ini merupakan upaya Program BOKS dalam perluasan pendampingan untuk melibatkan semakin banyak anak di Kawasan Pulau Timor. Pelatihan ini berfokus pada aktivitas fisik yang menyenangkan dan pembelajaran gizi berimbang yang sesuai ketunaan siswa. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah berkebutuhan khusus,

Program BOKS tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan aktivitas fisik, tetapi juga menjadi wahana pembelajaran yang inklusif untuk mendukung perkembangan optimal setiap siswa, tanpa terkecuali.

Saskia Rosita Indasari, Ketua Tim Program BOKS, WVI mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini menjadi langkah penting karena guru-guru SLB (Sekolah Luar Biasa) masih jarang mendapatkan penguatan kapasitas dalam memberikan mata pelajaran olahraga dan pendidikan gizi yang menyenangkan, sesuai dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus.

Baca Juga :  Tahap II Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti Korupsi Dana Desa Kolabe

4 SLB yang berpartisipasi dalam pelatihan tersebut adalah SLB Negeri Pembina Kupang, SLB Negeri Kota Raja, SLB Negeri Kota Kupang, dan SLB Swasta Asuhan Kasih.

“Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki keunikan dan kebutuhan yang perlu diperhatikan dengan cermat. Karena itu, melalui pelatihan ini kami ingin memberikan wawasan dan keterampilan kepada guru-guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif dan bermakna bagi setiap siswa”, kata Saskia.Herdiana,

Kepala UPT Kemendikbudristek Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTT, menyatakan dukungannya untuk Program BOKS. Saat ini sedang dipersiapkan pendirian sekolah model untuk Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di 94 sekolah di kota dan kabupaten yang ditentukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Dalam GSS, fokus utama ada pada lima aspek kesehatan utama, yaitu Fisik, Gizi, Imunisasi, Lingkungan, dan Kesehatan Mental.

“Kami sedang menyiapkan indikator untuk inisiatif sekolah sehat dan akan terus berkoordinasi dengan WVI agar hal-hal baik yang telah dilakukan dapat diadopsi oleh sekolah lain. Dengan komitmen ini kami berharap mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, sehat, dan produktif bagi para siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus,” ujar Herdiana dalam sambutannya di acara pembukaan pelatihan tersebut.

Baca Juga :  Bupati Kupang Lantik Kades, Ini Harapan Anggota DPRD Kabupaten Kupang

Program BOKS menyasar pemenuhan hak anak disabilitas untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, hak bermain, dan bertumbuh kembang secara sehat. Program BOKS juga dianggap mendukung tercapainya indikator KLA kluster Pendidikan dan Pemanfaatan Waktu Luang.

Hal ini sejalan dengan Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR) yang ditetapkan dalam Permenko PMK Nomor 1 Tahun 2022. Pembiasaan aktivitas fisik, edukasi, dan pemenuhan gizi bagi anak sekolah menjadi dua komponen penting dalam RAN PIJAR.

Tentang Wahana Visi Indonesia (WVI)Wahana Visi Indonesia (WVI) :

WVI adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang fokus pada kesejahteraan anak tanpa membedakan suku, agama, ras, dan gender. WVI selalu berupaya membuat perubahan berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, dan mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat paling rentan. Selama 25 tahun, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Jutaan anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan WVI. (*)