Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

Refleksi Persatuan Kabupaten Kupang, Menyongsong 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia

kabar-independen.com
IMG 20250813 WA0023

Seorang pemimpin sejati tidak hanya menghibur, tetapi juga menegur, tidak hanya merangkul tetapi juga mengoreksi. Karena terkadang, teguran yang keras justru menyelamatkan kita dari kerugian yang lebih besar. Plato pernah menulis, “the measure of a man is what he does with power,” dan kekuasaan yang digunakan untuk melindungi rakyat, meski dengar suara yang terdengar seperti “iblis”, pada akhirnya adalah bukti hati yang murni.

Setiap kelompok yang dulunya berbeda secara politik, saatnya move on. Kekalahan bukan aib, melainkan bagian dari perjalanan demokrasi. Menggenggamnya terlalu lama hanya membuat kita kehilangan waktu untuk berkarya. Energi yang dihabiskan untuk mempertahankan jarak lebih baik dialihkan untuk menutup jurang kesenjangan, membangun infrastruktur, memperkuat pendidikan dan memperluas lapangan pekerjaan.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin produk anda tampil disini? Klik Disini!!!

Menurut filsuf politik John Raws, demokrasi yang sehat membutuhkan “overlapping consensus”, titik temu dimana kelompok yang berbeda pandangan akhirnya sepakat bekerja sama demi tujuan bersama.

Presiden pertama RI, Soekarno, pun menegaskan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Kalimat ini adalah pengingat bahwa tantangan terbesar bangsa bukan lagi di medan perang, tetapi dalam memelihara persatuan di tengah perbedaan.

Bahkan, tokoh bangsa, Gus Dur, menyampaikan prinsip yang relevan dalam konteks kabupaten kupang saat ini, “Tidak penting apa agamamu atau sukumu…….. kalua kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu”.

Di usia ke-80 kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Kupang punya kesempatan untuk mengukir babak baru, babak di mana “kami” dan “mereka” berubah menjadi “kita”. Karena merah putih yang kita hormati tidak pernah bertanya siapa yang kita pilih, melainkan sejauh mana kita mau berjuang untuk negeri.

Sejarah akan mengingat, bukan siapa yang menang atau kalah, tetapi siapa yang memilih untuk merangkul ketika perbedaan pernah memisahkan. Dan di bawah kepemimpinan Bupati Yosep Lede dan Wakil Bupati Aurum O. Titu Eki, perjalanan baru akan berarti jika seluruh masyarakat Kabupaten Kupang, bahkan yang pernah berbeda politik, berjalan bersama, jalan menuju persatuan dan kesejahteraan bersama. Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju – Bangkit Bersatu Menuju Kupang Emas.

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Kabar-Independen.Com

+ Gabung