Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pelayanan Puskesmas Sulamu Dipindahkan Ke Pariti, Tokoh Masyarakat Protes Keras

kabar-independen.com
IMG 20240109 190043 scaled

Oelamasi, KI – Operasional pelayanan Puskesmas Sulamu di Kelurahan Sulamu baik Tenaga Medis serta Alat Kesehatan saat ini telah dipindahkan ke Pariti, sontak hal ini mendapat protes keras dari tokoh masyarakat.

Buce F.P.A Pah salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Sulamu kepada media ini, Selasa (09/01/2024) di Oelamasi mengaku sangat kecewa dengan tindakan Kepala Puskesmas Sulamu yang memindahkan pelayanan ke Pariti.

“Kita diutus oleh para tokoh masyarakat Kelurahan Sulamu pertanyakan alasan pemindahan pelayanan ke Pariti,”ujarnya.

Ia mengatakan, Puskesmas yang berada di Desa Pariti ternyata belum diakui oleh Kementerian Kesehatan RI dan hingga kini belum memiliki nomor registrasi puskesmas sementara yang terdaftar dan diakui adalah Puskesmas yang berada di Kelurahan Sulamu.

Dirinya pernah memperoleh penjelasan bahwa berpindahnya pelayanan ke Pariti untuk kepentingan akreditasi puskesmas karena gedung yang berada di Sulamu tidak memenuhi syarat untuk akreditasi. Alasan ini dirasakan tidak masuk akal.

Buce F.P.A Pah yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Pantulan mengatakan, pelayanan Puskesmas Sulamu menjangkau sekitar 12 ribu jiwa warga Kelurahan Sulamu, Desa Pitay dan Desa Pantulan. Belum lagi ditambah jarak tempuh beberapa wilayah itu sekitar 20 kilometer jika harus mendatangi puskesmas di Pariti.

Baca Juga :  Inspektorat Daerah Segera Rampungkan Audit Dana Desa Enolanan

Kondisi saat ini di Puskesmas Sulamu Kata pria yang karib disapa Buce Pah, alat kesehatan dan tenaga medis telah dipindahkan ke Pariti dan kini tinggal menyisakan satu atau dua orang saja. Kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Pantulan beberapa hari ini, dimana salah satu warganya meninggal dunia karena tidak cepat mendapatkan pertolongan pertama oleh tenaga medis.

“Kalau jarak jauh kembali ke Pariti kan sangat rumit untuk masyarakat di sana, apalagi saya punya desa termasuk kategori wilayah 3T, bagaimana mau keluar dari ketertinggalan kalau pelayanan kesehatan saja jauh 20 kilometer, masyarakat di sana terancam karena ini soal hajat hidup orang banyak di sulamu, Pitay dan Pantulan,”ungkapnya kesal.

Baca Juga :  Tentang Honor Satgas Covid-19 Belum Terbayar, Begini Jawaban Kasat Pol PP

Dirinya menegaskan, sesuai informasi yang diperolehnya dari sumber yang berkompeten menyebutkan bahwa Puskesmas di Pariti hingga saat ini belum mengantongi ijin operasional dan juga belum teregistrasi di Kementerian Kesehatan sehingga belum layak.

Ia menyebut seluruh masyarakat di tiga wilayah tersebut keberatan jika pelayanan harus dipindahkan ke Puskesmas di Desa Pariti.

“Pelayanan kini berbeda saat dua Kepala Puskesmas terdahulu, mereka sangat aktif dan bekerjasama dengan masyarakat dan bahkan mereka dia setiap Minggu turun ke desa tapi tiba-tiba mereka dipindahkan, itu yang kita sesalkan, orang-orang yang kita harapkan bisa membantu di bidang pelayanan kesehatan tiba-tiba sudah dipindahkan,”bebernya.

Dirinya mewakili tiga wilayah tersebut berharap ada perhatian khusus dari Bupati Kupang serta Johanis Mase selaku wakil rakyat asal Dapil 2 dapat memperhatikan keluhan masyarakat yang kian dipersulit mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. (Jessy)